Pengembangan Olahraga Pencak Silat di Uzbekistan
Menpora Dito Dukung Pengembangan Olahraga Pencak Silat di Uzbekistan
Pengembangan Olahraga Pencak Silat di Uzbekistan. Pencak Silat adalah salah satu olahraga tradisional Indonesia yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Olahraga ini telah menjadi bagian penting dari identitas bangsa Indonesia dan semakin populer di dunia internasional. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mendukung pengembangan dan promosi Pencak Silat di negara lain, termasuk di Uzbekistan.
Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) Indonesia, Bapak Zainudin Amali, atau yang akrab disapa Menpora Dito, telah mengungkapkan dukungannya terhadap pengembangan olahraga Pencak Silat di Uzbekistan. Menpora Dito menyadari pentingnya memperluas jangkauan olahraga ini dan memperkenalkannya kepada masyarakat internasional.
Menpora Dito telah melakukan pertemuan dengan perwakilan dari Uzbekistan untuk membahas kerjasama dalam pengembangan Pencak Silat. Dalam pertemuan tersebut, Menpora Dito menyampaikan komitmen Indonesia untuk memberikan dukungan teknis dan pelatihan kepada para atlet dan pelatih Pencak Silat di Uzbekistan.
Pada kesempatan tersebut, Menpora Dito juga menekankan pentingnya mempromosikan Pencak Silat sebagai olahraga yang memiliki nilai-nilai kejujuran, disiplin, dan persatuan. Dengan memperkenalkan Pencak Silat kepada masyarakat Uzbekistan, diharapkan dapat memperkaya budaya olahraga mereka dan memperkuat hubungan antara Indonesia dan Uzbekistan.
Pencak Silat sendiri telah menjadi bagian dari Asian Games sejak tahun 1982 dan telah berhasil meraih banyak medali emas untuk Indonesia. Keberhasilan atlet-atlet Pencak Silat Indonesia telah membawa nama bangsa dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mengembangkan bakat dan minat mereka dalam olahraga ini.
Dalam upaya mempromosikan Pencak Silat di Uzbekistan, Menpora Dito juga berencana untuk mengadakan pertukaran pelatihan antara pelatih dari kedua negara. Hal ini akan memungkinkan para pelatih Uzbekistan untuk belajar langsung dari para ahli Pencak Silat Indonesia dan mengembangkan kemampuan mereka dalam melatih atlet Pencak Silat.
Pengembangan Olahraga Pencak Silat di Uzbekistan
Selain itu, Menpora Dito juga berencana untuk mengirim tim Pencak Silat Indonesia untuk berpartisipasi dalam kompetisi di Uzbekistan. Keikutsertaan tim Indonesia dalam kompetisi ini akan memberikan pengalaman berharga bagi para atlet Indonesia dan juga memperkenalkan Pencak Silat kepada masyarakat Uzbekistan.
Menpora Dito juga berharap bahwa kerjasama ini dapat membuka pintu bagi kerjasama lebih lanjut dalam bidang olahraga antara Indonesia dan Uzbekistan. Dengan saling mendukung dan bekerja sama, kedua negara dapat memperkuat hubungan bilateral mereka dan memajukan dunia olahraga, terutama dalam pengembangan Pencak Silat.
Sebagai salah satu olahraga tradisional Indonesia yang memiliki nilai-nilai yang kuat, Pencak Silat memiliki potensi untuk terus berkembang dan menjadi olahraga yang diakui secara internasional. Dukungan dari Menpora Dito dalam pengembangan Pencak Silat di Uzbekistan adalah langkah yang sangat positif dan akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua negara.
Dengan adanya dukungan ini, diharapkan Pencak Silat dapat semakin dikenal dan diapresiasi oleh masyarakat Uzbekistan. Selain itu, pengembangan olahraga ini di Uzbekistan juga dapat memberikan kesempatan bagi para atlet Uzbekistan untuk berprestasi dalam kompetisi internasional dan menginspirasi generasi muda Uzbekistan untuk mencintai dan mengembangkan olahraga Pencak Silat.
Menpora Dito telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung pengembangan olahraga Pencak Silat di Uzbekistan. Dengan kerjasama antara Indonesia dan Uzbekistan, diharapkan Pencak Silat dapat terus berkembang dan menjadi olahraga yang semakin populer di seluruh dunia.
Pengembangan Olahraga Pencak Silat di Uzbekistan
Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menegaskan dukungan untuk pengembangan olahraga pencak silat di Uzbekistan. Hal ini disampaikan Menpora saat menerima audiensi Duta Besar (Dubes) RI untuk Uzbekistan, Sunaryo Kartadinata, Jumat (8/12) siang di Graha Kemenpora, Senayan.
Kedatangan Dubes RI didampingi Pejabat Fungsi Politik Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tashkent Rofita guna mengabarkan perihal perkembangan olahraga di Uzbekistan, khususnya pencak silat yang berasal dari Indonesia. Menurut Sunaryo, pencak silat mengalami perkembangan pesat, bukan hanya di Uzbekistan, melainkan juga di negara-negara Asia Tengah lainnya.
“Di Asia Tengah tercatat sudah ada 15 ribu orang anggota pencak silat, dengan 200 orang pelatih. Pelatihnya bukan lagi hanya dari Indonesia, melainkan juga sudah ada pelatih dari negaranya sendiri,” beber Sunaryo yang juga menjabat dubes untuk Kirgistan.
Perkembangan inilah yang menurut Dubes Sunaryo perlu dimaksimalkan lagi. Hal tersebut yang menjadi salah satu tujuan pertemuan dengan Menpora Dito. Diharapkan bisa terjalin kerja sama, salah satunya melalui penandatanganan perjanjian kerja sama atau MoU antara KBRI Tashkent dengan Kemenpora.
Pengembangan Olahraga Pencak Silat di Uzbekistan
“Dengan adanya payung hukum, kita bisa dengan mudah menjalin kerja sama, salah satunya untuk pengiriman pelatih. Kerja sama ini bisa dibicarakan lagi dalam pertemuan antara pemimpin Indonesia dengan Uzbekistan,” sebut Sunaryo.
Lebih lanjut Dubes RI memaparkan perihal keikutsertaan Indonesia dalam beragam ajang olahraga di Uzbekistan selain pencak silat. Seperti dayung, sepak bola, dan gulat. Terlepas dari hasilnya, keikutsertaan Indonesia turut berkontribusi dalam perkembangan atlet-atlet Indonesia.
“Hubungan kerja sama dan partisipasi Indonesia dalam event olahraga di Uzbekistan sangat baik. Indonesia sudah sangat sering berpartisipasi dalam tiga-empat tahun ini,” ujar Dubes Sunaryo.
Menurut Sunaryo, Uzbekistan dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang signifikan dalam berbagai sektor termasuk olahraga. Keberhasilan Uzbekistan finis di peringkat kelima Asian Games 2022 Hangzhou misalnya, menjadi sebuah berita besar di negara tersebut.
“Perkembangan olahraga menjadi perhatian Uzbekistan. Tahun 2025 Uzbekistan akan menjadi tuan rumah Youth Asian Youth Para Games. Saat ini Uzbekistan juga sedang membangun kota Olimpiade,” urai Dubes Sunaryo seraya menyebut pihaknya bakal bertemu Sekjen Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI).
Mendengar pemaparan Dubes Sunaryo, Menpora Dito menyambut baik ajakan kerja sama dari KBRI Tashkent. Apalagi pekan sebelumnya Menpora menerima kunjungan PB IPSI terkait rencana mempertandingkan pencak silat di Olimpiade 2036.
“Tentu bagus mengetahui potensi besar pencak silat di Uzbekistan. Nanti pencak silat di Uzbekistan juga akan kami jadikan prioritas,” tutur Menpora Dito.
Menurut Menpora, Pemerintah tentu mengharapkan adanya peningkatan olahraga, termasuk pencak silat yang merupakan bela diri asli Tanah Air. Dalam pengembangan olahraga ini di jagat internasional, tentunya membutuhkan serangkaian upaya dan diplomasi yang perlu dilakukan.
Sementara itu Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Surono yang mendampingi Menpora Dito menyarankan agar olahraga pencak silat bisa masuk sebagai pembelajaran di sekolah-sekolah Uzbekistan. Termasuk pembentukan federasi internasional bila diperlukan.
“Hal ini tentu sangat strategis karena presiden federasi pencak silat dunia berikut sekjennya ada di Indonesia. Kalau memang di Uzbekistan dan Kirgistan potensi untuk perkembangan pencak silat, tentu kita bisa salah satunya melakukan program kepelatihan,” sebut Deputi Surono.
Jejak Sejarah Kelembagaan Kemenpora dari masa ke masa
Tonggak sejarah kelembagaan yang mengurusi pembangunan kepemudaan dan keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Sebagaimana penelusuran tim tentang sejarah pengelolaan kegiatan olahraga dan pemuda oleh negara diketahui pada susunan Kabinet pertama yang dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet yang bersifat presidensial memiliki Kementerian Pengajaran yang dipimpin oleh Menteri Ki Hajar Dewantoro. Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada di bawah Menteri Pengajaran. Istilah pendidikan jasmani dipergunakan dalam lingkungan sekolah sedangkan istilah olahraga digunakan untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang–cabang olahraga. Usia kabinet pertama yang kurang dari tiga bulan kemudian diganti dengan Kabinet II yang berbentuk parlementer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang dilantik pada tanggal 14 November 1945.
Tangan Kanan Mengepal : Merupakan wujud Tekad, Semangat, Kokoh, Teguh, Kemauan kuat Pemuda untuk menjaga Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika
Tiga pilar pada tangan mengepal : mempunyai makna ketiga peristiwa sejarah yaitu: Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928 dan Kemerdekaan Indonesia 1945 yang Pelaku utamanya adalah Pemuda.
Warna Biru : mempunyai makna lambang/simbolik : Keliasan Pandangan dan Pikiran, Smart, Bergerak Maju, Inovatif dan Inspiratif, Kedewasaan, Kematangan, Penguasaan Ilmu Pengetahuan, dan Dinamis